- Fasilitas Pantai Gedambaan Kotabaru Dipuji Pengunjung, Banyak Perubahan!
- Air Terjun Seratak Kotabaru, Tempat Wisata Tersembunyi Yang Memesona
- Obyek Wisata Pantai Gedambaan di Bersihkan Dari Sampah Plastik Oleh Pemkab Kotabaru dan Korporasi
- Ketua TP. PKK Kotabaru Sambut Tim Pembina Posyandu dan Kader Berprestasi Provinsi Kalsel 2025
- Kadisparpora Kotabaru Hadiri Rakerkab KONI 2025, Tingkatkan Prestasi Menuju Kotabaru Hebat
- Pemkab Kotabaru Matangkan Persiapan Penjemputan Jemaah Haji 2025
- Pelindo Kotabaru dan PT AKR Tanam 1.000 Mangrove Dalam Rangka Hari Lingkungan Hidup 2025
- Tenaga Ahli Bupati Audiensi ke Seluruh SKPD Samakan Visi Misi Menuju Kotabaru Hebat
- Pemkab Kotabaru Kukuhkan Pengurus Organisasi Wanita Masa Bakti 2025-2029
- Pemkab Kotabaru Sosialisasikan Perda Kawasan Tanpa Rokok
OPINI | Nasionalisme di Era Digital : Mengukuhkan Identitas Bangsa di Era Globalisasi

Keterangan Gambar : Foto : (istimewa)
Penulis : Siti Aisyah Richa Taruna
Mahasiswa Universitas Muhammdiyah Malang
Baca Lainnya :
- Viral, Penganiayaan Diatas Jetski Di Danau Toba, Polisi Tangkap Terduga Pelaku0
- Wali Kota Samarinda Audiensi Dengan PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ajak Sinergitas0
Banjarmasin, Borneo Pos. -- Nasionalisme adalah salah satu nilai penting yang menjadi dasar persatuan dan identitas sebuah bangsa. Namun, perkembangan era digital saat ini membawa tantangan besar bagi keberlanjutan nasionalisme.
Kemajuan teknologi membuat batasan antarnegara menjadi kabur, sehingga arus globalisasi yang membawa budaya asing menjadi sulit dibendung. Meski begitu, era digital juga dapat menjadi alat yang kuat untuk memperkuat nasionalisme.
Salah satu tantangan utama yang muncul adalah homogenisasi budaya. Budaya asing, terutama yang disebarkan melalui media sosial, kini lebih mudah diakses oleh masyarakat, khususnya generasi muda. Akibatnya, budaya lokal sering kali terpinggirkan. Banyak anak muda yang lebih akrab dengan tren budaya asing daripada seni tradisional seperti wayang atau tari daerah. Hal ini tentu berisiko melemahkan identitas budaya bangsa.
Namun, nasionalisme dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan ini. Gerakan seperti "BanggaBuatanIndonesia" adalah salah satu contoh bagaimana nasionalisme dapat dihidupkan kembali melalui media digital.
Dengan mengajak masyarakat mencintai produk dan budaya lokal, kampanye ini tidak hanya membantu menjaga dan melestarikan warisan budaya, tetapi juga memperkuat rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
Selain sebagai penangkal, era digital juga membuka peluang besar untuk memperkenalkan budaya lokal ke dunia internasional.
Banyak kreator Indonesia memanfaatkan platform seperti YouTube dan Instagram untuk menampilkan seni tradisional, seperti batik, gamelan, dan kuliner khas Indonesia. Ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan bagi generasi muda untuk terhubung dengan budaya mereka sendiri, sekaligus memperkenalkannya ke dunia.
Tidak hanya soal budaya, nasionalisme di era digital juga penting untuk membangun ketahanan bangsa. Misalnya, gerakan cinta produk lokal tidak hanya memperkuat ekonomi, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap negara.
Selain itu, solidaritas nasional juga menjadi kunci untuk melawan ancaman hoaks dan disinformasi yang marak di dunia maya. Dengan rasa kebersamaan, masyarakat bekerja sama menjaga kedaulatan informasi dan melindungi identitas digital bangsa.
Nasionalisme di era digital tetap relevan, bahkan menjadi lebih penting. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, nasionalisme dapat menjadi kekuatan utama untuk menghadapi tantangan globalisasi.
Oleh karena itu, kerja sama semua pemangku kepentingan antara lain pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan sangat diperlukan untuk memastikan nilai-nilai nasionalisme terus hidup dan berkembang.
Jika kita mampu memadukan teknologi dengan semangat nasionalisme, Indonesia akan semakin kuat di tengah arus globalisasi. (*red)
Siti Aisyah Richa Taruna - Mahasiswa Universitas Muhammdiyah Malang
Baca Lainnya :
- Lagi, Polres Kotabaru Bekuk Penjual Zenith0
- 28 Rumah Ludes Dijilat Sijago Merah Di Kotabaru, Kerugian Capai Milyaran Rupiah0
