- Pemkab Kotabaru Matangkan Persiapan Penjemputan Jemaah Haji 2025
- Pelindo Kotabaru dan PT AKR Tanam 1.000 Mangrove Dalam Rangka Hari Lingkungan Hidup 2025
- Tenaga Ahli Bupati Audiensi ke Seluruh SKPD Samakan Visi Misi Menuju Kotabaru Hebat
- Pemkab Kotabaru Kukuhkan Pengurus Organisasi Wanita Masa Bakti 2025-2029
- Pemkab Kotabaru Sosialisasikan Perda Kawasan Tanpa Rokok
- Wabup Kotabaru Paparkan KUPA PPAS Anggaran 2025 di Rapat Paripurna DPRD
- Kampung Nelayan, Destinasi Wisata Favorit Warga Saijaan di Akhir Pekan dan Musim Liburan
- Satresnarkoba Polres Kotabaru Musnahkan Barang Bukti Narkotika
- Humas Polresta Samarinda Hadiri Rakernis di Polda Kaltim Guna Dukung Asta Cita Presiden RI
- Kurir Ekstasi Diciduk di Parkiran KTV Samarinda, Polisi Sita 30 Butir Ekstasi dan Serbuk Narkoba
Opini | Good Governance Ala Dedi Mulyadi

Keterangan Gambar : Noorhalis Majid
Oleh: Noorhalis Majid
Tema tentang Good Governance atau tata kelola pemerintah yang baik dan bersih, terdengar jadul - ketinggalan zaman. Padahal, substansinya masih sangat relevan dan dibutuhkan dalam pengelolaan pemerintahan.
Baca Lainnya :
Kepemimpinan berbasis “gaya” personal, kembali menjadi sorotan, dianggap mampu menerobos tujuan good governance yang kurang tercapai. Pernah popular sosok Jokowi yang blusukan, Risma yang suka turun langsung sambil “bamamai”, dan yang sekarang lagi viral Dedi Mulyadi yang transparan. Padahal semua itu menjadi bagian dari prinsif good governance, yang berarti bukan hal baru bila ingin menerapkan tata kelola pemerintah yang baik dan benar.
Forum Ambin Demokrasi mendiskusi gaya Dedi Mulyadi, sebagai strategi memberikan “efek kejut” dalam mengelola pemerintahan di daerahnya. Setidak beberapa hal yang ia lakukan, layak menjadi inspirasi bagi kepala daerah di tempat lain.
Misal, Dedi Mulyadi membongkar pendapatan dan pemanfaatan dana pajak kendaraan bermotor; membongkar pembangunan masjid Al Jabbar yang ternyata hasil ngutang; Dana bantuan desa yang tidak tepat sasaran; Hibah untuk KNPI dan BPKPRMI yang jumlahnya milyaran; mengungkap ratusan ribu ijasah siswa SMA Swasta yang ditahan; realisasi makan bergizi gratis; dan berbagai hal yang dirasakan warga, dibongkar lugas oleh Dedi Mulyadi.
Gaya Dedi Mulyadi, bagi Forum Ambin Demokrasi, menjadi menarik di tengah krisis contoh kepemimpinan dalam mewujudkan harapan warga. Pemimpin mestinya menjawab segala persoalan dan menjadi solusi dari banyak masalah. Bukan justru menjadi masalah dan menambah masalah.
Terbayang berbagai persoalan yang memerlukan sosok kepemimpinan bergaya Dedi Mulyadi, misal bagaimana menertibkan pertambangan agar ramah terhadap lingkungan dan hasilnya berdampak bagi kesejahteraan bersama, sehingga tidak ada lagi warga miskin yang terpaksa meminta-minta di perempatan jalan; pemimpin yang berani menertibkan jalan raya agar tidak dilewati truk Batubara dan berpotensi merugikan pengguna jalan lainnya; pemimpin yang tegas menertibkan IMB agar sesuai konsep rumah panggung dan tidak mengalahkan sungai atau pun kawasan resapan; pemimpin yang membangun secara efektif dan efisien untuk kebutuhan warga, bukan sekedar memuaskan keinginannya sendiri; pemimpin yang mampu mengatasi sampah yang menggunung dan merubahnya jadi potens; dan lain sebagainya, seperti berbagai hal yang sudah dibongkar Dedi Mulyadi.
Kalau Dedi Mulyadi bisa menjadi contoh, pasti pemimpin di Kalimantan Selatan yang sudah terpilih pada Pemilu 2024 juga ada yang mampu melakukannya, karena warga menunggu dan membutuhkan pemimpin seperti itu. (nm)
Baca Lainnya :
